BMKG memprediksi bahwa wilayah DKI Jakarta akan memasuki musim hujan dalam waktu yang berbeda di bulan November 2023 hingga awal tahun 2024 mendatang. Wilayah Jakarta sendiri masuk dalam Zona Musim (ZOM) Banten – DKI kategori 14, 15, dan 16. Salah satu cara menghitung rentang waktu hujan adalah dengan menggunakan penghitungan Dasarian.
Penghitungan Dasarian digunakan sebagai rentang waktu selama 10 (sepuluh) hari. Artinya, dalam satu bulan maksimal akan ada III Dasarian.
Pada perhitungan sekitar tanggal 11 hingga 20 November 2023, Wilayah DKI Jakarta yang memasuki ZOM Banten – DKI 15 akan mengalami hujan, dengan rincian:
Kemudian pada perhitungan yang sama wilayah ZOM Banten – DKI 16 dengan intensitas hujan lebih rendah adalah:
Wilayah ini diprediksi akan dilanda hujan dengan intensitas yang lebih rendah dan mencapai puncaknya pada Februari 2024.
Kemudian wilayah ZOM Banten – DKI 14 yang akan dilanda hujan pada awal 2024, khususnya pada tanggal 1 - 10 Januari 2024, yaitu:
Musim hujan yang akan melanda sebagian besar wilayah ini diprediksi normal dan akan mencapai puncaknya pada Februari 2024.
Sehingga, seluruh wilayah DKI Jakarta diprediksi akan mengalami musim hujan yang dimulai pada minggu kedua bulan November dan berakhir di bulan Februari 2024.
Tiap musim hujan datang, warga Jakarta kerap dihantui oleh ancaman banjir musiman. Bencana alam banjir menjadi salah satu potensi bencana yang mendapatkan prioritas penanganan oleh Pemprov DKI Jakarta.
Wilayah DKI Jakarta memiliki 17 (tujuh belas) sungai/kanal yang berhulu di Kota Jakarta atau sekitarnya (Banten dan Jawa Barat) yang akan bermuara di lautan.
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta,2022
Sebagai wilayah dataran rendah yang memiliki pesisir pantai di sebelah utara, banjir yang melanda Kota Jakarta hingga kini bisa dipetakan menjadi tiga sumber, yaitu Banjir Hujan Lokal, Banjir Kiriman, dan Banjir Rob.
Intensitas hujan yang tinggi dalam durasi yang lama akan mengisi saluran air dan daerah cekung di Jakarta. Kota Jakarta dirancang untuk menampung debit air dengan curah hujan maksimal 120 mm/hari. Saat debit air sudah berlebih, maka air akan meluap dan menyebabkan banjir.
Tingginya intensitas hujan di wilayah sekitar Jakarta (Banten dan Jawa Barat) akan melalui aliran sungai yang melewati Kota Jakarta. Saat debit air sungai sudah berlebih, maka air akan meluap dan membanjiri Jakarta.
Hal ini terjadi di wilayah pesisir Jakarta. Disebabkan oleh adanya pasang air laut dan penurunan permukaan tanah Kota Jakarta.
Ketiga jenis banjir tersebut akan bermuara menjadi titik rawan banjir di beberapa wilayah Kota Jakarta. Baik yang dilewati oleh sungai/kali, hingga lokasi yang memiliki tingkat kerendahan daratan yang ekstrem.
Sumber:Badan Penanggulangan Bencana Daerah, 2022
Daratan yang rendah, kemiringan lereng, wilayah pesisir, hingga dilewati oleh belasan sungai/kanal berkontribusi akan tingkat kerawanan Kota Jakarta akan bencana banjir yang tinggi.
Berbagai pemetaan kondisi rawan banjir di seluruh wilayah Jakarta membutuhkan aksi strategis baik oleh pemerintah dan masyarakat, khususnya sebagai upaya agar titik rawan dapat berkurang secara berkala dan tidak merata dirasakan oleh seluruh warga Jakarta.
Musim hujan akan selalu melanda wilayah DKI Jakarta tiap tahunnya. Begitu pun dengan risiko bencana alam banjir yang kerap menjadi persoalan bersama di Jakarta. Pemprov DKI Jakarta memiliki berbagai strategi mitigasi banjir, mulai dari upaya teknis hingga koordinasi dengan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan lintas Kementerian/Lembaga.
Tiap tahunnya Pemprov DKI Jakarta memiliki rencana mitigasi banjir yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) maupun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Secara garis besar, induk dari program prioritas penanganan banjir adalah wujud salah satu dari empat tujuan pembangunan DKI Jakarta tahun 2023 – 2026 yang tertuang dalam RPD 2023 – 2026, dengan visi Regenerasi Kota yang Berketahanan dan Berkelanjutan.
Turunan dari tujuan tersebut berbentuk sasaran, yaitu Peningkatan Stabilitas dan Ketahanan Kota, yang kemudian berwujud strategi yaitu pengurangan dampak banjir melalui peningkatan tampungan, penataan kali/sungai serta pembangunan tanggul pantai.
Kemudian, upaya pengurangan dampak banjir dilakukan melalui 3 (tiga) program prioritas penanganan banjir, yaitu dengan:
(i) Membangun Waduk;
(ii) Revitalisasi Sungai, Danau, Embung, dan Waduk (SDEW); dan
(iii) Pengembangan sistem pemantauan banjir.
Selain garis besar pelaksanaan program penanganan banjir, upaya rutin yang kerap dilakukan adalah grebek lumpur sebagai aksi pengerukan sungai guna memperlebar volume daya tampung air.
Sumber: Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta, 2023
Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menjelaskan bahwa Pemprov DKI Jakarta terus bersinergi lintas Kementerian dan Lembaga dalam upaya mitigasi banjir di wilayah Jakarta.
Pj. Gubernur DKI Jakarta menegaskan bahwa koordinasi intensif juga akan terus dilanjutkan dengan pemerintah pusat serta sinkronisasi program, seperti sinkronisasi lokasi prioritas pengadaan tanah untuk percepatan pekerjaan konstruksi oleh Kementerian PUPR.
Berbagai program tersebut dilakukan di seluruh wilayah DKI Jakarta. Terlebih, dengan koordinasi lintas lembaga maka permasalahan banjir perkotaan di Jakarta akan bisa terselesaikan dengan optimal.
Tidak hanya tersentral, seluruh wilayah Provinsi DKI Jakarta melalui Pemerintah Kota Administrasi juga memiliki program prioritas dalam upaya pencegahan banjir perkotaan. Strategi yang tertuang dalam RKPD 2023 bagi tiap wilayah yaitu:
Selain upaya yang direncanakan secara berkala, Pemprov DKI Jakarta turut melakukan mitigasi lapangan dengan menyiagakan personel tambahan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta.
Memasuki musim penghujan di awal November 2023 ini, BPBD akan menyiagakan 267 personel Petugas Penanggulangan Bencana di tiap kelurahan Jakarta sebagai upaya percepatan koordinasi dan penanganan bencana. Penyiagaan personel disertai dengan melengkapi sarana dan prasarana di 25 kelurahan rawan banjir di Jakarta.
Selain upaya yang direncanakan secara berkala, Pemprov DKI Jakarta turut melakukan mitigasi lapangan dengan menyiagakan personel tambahan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta.
Memasuki musim penghujan di awal November 2023 ini, BPBD akan menyiagakan 267 personel Petugas Penanggulangan Bencana di tiap kelurahan Jakarta sebagai upaya percepatan koordinasi dan penanganan bencana. Penyiagaan personel disertai dengan melengkapi sarana dan prasarana di 25 kelurahan rawan banjir di Jakarta.
Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta, 2023
Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta menyediakan kanal informasi terpadu dalam upaya pengendalian banjir di Jakarta. Melalui portal resmi, berbagai informasi mulai dari program pengendalian banjir dan drainase, hingga pengendalian rob serta pengembangan pesisir pantai bisa diketahui secara berkala.
Sumber: portal pantaubanjir.jakarta.go.id, 2023
Selain itu, kita juga bisa mengetahui secara langsung titik rawan banjir, grafik, hingga data banjir lintas tahun terkini melalui portal resmi pantau banjir yang merupakan kanal sinergis Pemprov DKI Jakarta dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan BMKG. Ragam informasi tersebut selain berguna dalam memantau banjir, turut berguna untuk mengembangkan kebijakan penanggulangan banjir secara komprehensif bagi Jakarta ke depan.
Penyediaan ragam kanal informasi oleh Pemprov DKI Jakarta adalah upaya pengendalian serta peringatan dini mengatasi bencana banjir Kota Jakarta. Selain upaya sinergis antar lembaga pemerintah, peran Anda turut bernilai dalam upaya kolektif memitigasi banjir di Kota Jakarta.