Biopori dipilih sebagai cara yang paling tepat untuk dibangun secara masif di Jakarta. Hal ini karena biopori umumnya hanya berdiameter sekitar 10 cm dengan kedalaman hingga 100 cm. Ukurannya yang tidak terlalu besar memudahkan biopori untuk dibuat dan mempermudah pencarian lahan sebagai lokasi pembuatannya. Warga ibu kota juga dapat dengan mudah membuat biopori di lahan rumah masing-masing. Berikut adalah cara membuat biopori:
Siapkan peralatan untuk membuat lubang, yaitu alat bor, sekop, pipa panjang dengan diameter yang sesuai, penutup lubang, semen dan pasir apabila diperlukan, serta sampah organik berupa tumbuhan, ranting, atau dedaunan (bukan sampah makanan).
Temukan tempat yang sesuai dengan kondisi tanah yang dapat meresap air dengan baik, tidak lempung dan cadas.
Buat lubang vertikal berdiameter 10-25 cm dengan kedalaman 100 cm.
Masukkan pipa ke dalam lubang tersebut.
Taruh sampah organik ke dalam pipa, kemudian tutup dengan penutup lubang.
Perkuat tepi lubang di permukaan dengan semen dan pasir yang telah diaduk.
Rawat biopori secara rutin dengan mengganti sampah organik setiap 2-3 bulan. Bekas sampah organik yang telah terurai dapat bermanfaat menjadi pupuk kompos.
Dinas mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang pekerjaan umum dan penataan ruang pada sub urusan sumber daya air, sub urusan air minum, sub urusan air limbah, sub urusan drainase, dan urusan pemerintahan bidang energi dan sumber daya mineral pada sub urusan geologi.