Logo dan Bendera ASEAN
Makna Lambang dan Warna ASEAN
Sepuluh rumpun padi yang terikat melambangkan 10 negara anggota ASEAN. Dengan filosofis agar asosiasi ini terikat dalam persahabatan harmonis yang abadi. | |
Lingkaran, melambangkan kesatuan dan persutan ASEAN yang tanpa batas. | |
#0042A6 | Warna biru, merepresentasikan perdamaian dan stabilitas kawasan ASEAN. |
#ED2939 | Warna merah, sebagai lambang semangat dan dinamisasi yang terjadi di kawasan ASEAN. |
#FFFFFF | Warna putih, melambangkan kesucian bagi wilayah ASEAN. |
#F9E300 | Warna kuning, mewakili kemakmuran bagi wilayah ASEAN. |
Logo Keketuaan ASEAN Indonesia 2023
Logo Keketuaan ASEAN Indonesia 2023 menggabungkan elemen langit, pegunungan, daratan, lautan, dan burung Maleo.
Langit, membentuk globe, serta mewakili negara angota ASEAN. Langit sekaligus mewakili ‘payung’ yang melindungi globe. | |
Pegunungan dan lautan menggambarkan solidaritas, stabilitas, dan persatuan. Pegunungan sekaligus menjadi simbol dari pertumbuhan yang menjanjikan, sesuai dengan bentuk bukit yang menjulang tinggi. Mewakili pergerakan, penggambaran ini juga berarti membawa asosiasi ASEAN sepenuhnya menuju arah yang lebih baik. Konsep lautan, berfungsi sebagai titik pusat yang menghubungkan kepulauan di wilayah ASEAN. | |
Keberagaman diwakili oleh burung Maleo. Burung Maleo adalah hewan endemik dari pulau Sulawesi, di Indonesia bagian tengah. Wilayah yang berlokasi di tengah menggambarkan konsep dari sentralitas dan keterpusatan, sesuai dengan tema Keketuaan ASEAN Indonesia. Burung Maleo juga melambangkan sifat ramah dan membumi. | |
Bentuk keseluruhan dari lambang ini melambangkan semangat yang dinamis, responsif, dan adaptif dalam perubahan yang terjadi di dalam internal ASEAN maupun secara global. |
ASEAN Matters
Di tengah tantangan dan dinamika geopolitik, Indonesia bertekad mewujudkan ASEAN sebagai jangkar stabilitas dunia
Sebagai bentuk dukungan peran sentral Indonesia sebagai motor perdamaian maupun kesejahteraan kawasan ASEAN, Jakarta memberikan perannya melalui dukungan sebagai tuan rumah. Letaknya yang strategis serta ditunjang mobilitas yang mudah, Jakarta layak menjadi tuan rumah pertemuan berkelas kawasan Asia Tenggara
Melalui akses transportasi, pelayanan publik dan kota digital, Jakarta menyatakan komitmennya dalam menciptakan perubahan - perubahan tersebut untuk mendukung kolaborasi pemerintah lokal ASEAN dalam membangun visi ASEAN Connectivity.
Kesiapan Jakarta dalam menyambut dan menjadi mitra kolaborasi bagi pemerintah daerah di negara ASEAN merupakan bentuk aktualisasi dari dukungan penyelenggaraan KTT ASEAN. Hal ini juga membuktikan kesuksesannya sebagai sumbangsih bagi Indonesia secara keseluruhan.
Jakarta melihat peluang kawasan Asia Tenggara yang memiliki karakter khusus, terutama pada bidang perubahan urbanisasi yang pertumbuhannya cukup tinggi dibanding dengan kawasan lain. Sejalan dengan konsep Smart City yang telah dilakukan Jakarta dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Kawasan perkotaan metropolitan yang mobilitasnya sangat tinggi, smart city sebagai solusi mobilitas perkotaan.
Dengan bekerja sama dalam kerangka ASEAN, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ingin terus berbenah untuk mewujudkan visi Jakarta yang berkelanjutan dan layak huni. Sebagai Kota Kolaborasi, Jakarta menyambut inisiatif kerja sama dari mitra lokal dan internasional untuk mengembangkan kota sebagai tempat tinggal yang lebih baik.
Harapannya, pelibatan Jakarta dalam keketuaan ASEAN adalah mengurangi kesenjangan pembangunan dan sejalan dengan agenda nasional dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Untuk itu, Jakarta siap mendukung pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN pada 5 – 7 September 2023.
Transformasi mempercantik kota dalam mendukung keketuaan ASEAN dengan memberikan kebijakan yang tertuju pada kemudahan akses penerbangan, perbaikan jalur yang akan dilalui oleh delegasi dan kepala negara ditata agar nyaman, mengoptimalkan iklan luar ruangan untuk promosi KTT ASEAN dengan semarak.
Jakarta fokus melakukan
pemeliharaan ruas jalan nasional di Jakarta menjelang Konferensi Tingkat
Tinggi (KTT) ASEAN ke-43 di Jakarta. Perbaikan sejumlah jalan untuk
menyambut penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2023
mendatang.
Pekerjaan termasuk pemeliharaan yang dilakukan oleh
Jakarta adalah melakukan perbaikan di 18 ruas jalan nasional. Selain
perbaikan jalan, Jakarta juga sukses revitalisasi trotoar agar ramah
pejalan kaki dan penyandang disabilitas. Koordinasi lintas pemerintah
tetap diperlukan agar target penataan itu dapat dilaksanakan dengan
tepat.
Sebagai tuan rumah, Jakarta bekerja sama dengan pemerintah pusat telah melakukan sejumlah persiapan dan perubahan untuk memastikan kesiapan seluruh fasilitas untuk dihadiri oleh 26 negara dan organisasi internasional.
Inisiasi
dalam memberikan keamanan dan kenyamanan untuk para delegasi di
Jakarta. Keamanan dan kenyamanan tersebut bukan hanya menjadi tanggung
jawab aparat keamanan saja, tetapi juga peran masyarakat.
Jakarta
bersinergi sampai ke lapisan bawah untuk memberikan pelayanan keamanan
lingkungan dengan sepenuh hati kepada delegasi KTT ASEAN. Memastikan
kondisi lalu lintas yang lancar dan tanpa hambatan serta kebijakan yang
menunjang perhelatan pertemuan regional dapat berjalan dengan sempurna.
Tindak pidana perdagangan orang (TPPO) menjadi salah satu isu penting dalam pembahasan pertemuan sesi pleno KTT ke-42 ASEAN 2023. Indonesia mengajukan inisiatif upaya bersama dalam pemberantasan tindak kejahatan perdagangan orang.
TPPO memerlukan upaya penanganan regional
secara kolektif. Mulai dari tahapan deteksi, pencegahan, perlindungan,
pemulangan, rehabilitasi dan mengatasi akar permasalahan. Selain itu,
Indonesia juga mengajak seluruh negara anggota ASEAN untuk meningkatkan
upaya memerangi kejahatan transnasional dari terorisme dan narkoba.
Wujud
kerja sama untuk penuntasan kejahatan, Jakarta memperkuat kekuatan
Indonesia untuk terlaksananya pertukaran pengetahuan, pengalaman, serta
praktik keamanan wilayah demi terciptanya kekuatan ASEAN yang mendunia.
Mewujudkan harmoni di Asia Tenggara sekaligus sentra pertumbuhan ekonomi global yang berkelanjutan
Kesehatan
Ketahanan Pangan
Keuangan
Ekonomi
Energi
Sumber Daya Manusia
e-Government
Ketenagakerjaan
Konektivitas
Literasi