Wisata Bersejarah

Wisata Bersejarah

Dinas Kebudayaan
Selasa, 23 Maret 2021, 03:44 WIB

Jakarta memiliki banyak tempat bersejarah yang menarik untuk dikunjungi. Pengunjung dapat menikmati objek wisata di Jakarta sekaligus menyelami masa silam bangunan bersejarah di ibu kota, antara lain:

Tugu Proklamasi

Tugu Proklamasi berlokasi di area Kompleks Taman Proklamasi di Jl. Proklamasi, Jakarta Pusat. Dulu kala, tempat ini merupakan rumah tinggal Bapak Proklamator sekaligus Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, yang ketika itu beralamat di Jl. Pegangsaan Timur No. 56. Di tempat ini, Bung Karno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Tugu ini diresmikan pada 17 Agustus 1972 oleh Menteri Penerangan saat itu, Budiardjo (1968-1973). Di antara yang hadir adalah proklamator dan Wakil Presiden pertama, Mohammad Hatta. Kemudian, pada 17 Agustus 1980, Presiden kedua, Soeharto, meresmikan Monumen Proklamasi.

Selain Tugu Proklamasi, ada dua objek penting lain di sini. Pertama, Tugu Peringatan Satu Tahun Proklamasi yang dibuat pada 1946 untuk memperingati ulang tahun pertama Republik Indonesia. Kedua, Monumen Proklamator Soekarno-Hatta setinggi 4,3 meter yang berbahan perunggu. 


Biaya: gratis.

Waktu kunjungan wisata: pukul 06.00-21.00 WIB.


Monumen Nasional

Monumen Nasional (Monas) berlokasi di Jalan Tugu Monas, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat. Monas dibangun di tengah-tengah Lapangan Merdeka. Monumen ini merupakan simbol perjuangan rakyat Indonesia dalam memperoleh kemerdekaan. Bangunan ini didesain dan dibangun arsitek serta insinyur Indonesia, yakni Soedarsono, Silaban, dan Rooseno, pada 1961.


Berbentuk tugu persegi empat menjulang (obelisk) yang dilapisi marmer buatan Italia, dengan puncak keemasan berbentuk api dan monumen ini memiliki tinggi 132 meter. Selain itu, puncak monumen ini berupa api berwarna keemasan dengan tinggi 14 meter dan berdiameter 6 meter, terbuat dari bahan tembaga seberat 14,5 ton yang dilapisi emas murni seberat 50 kilogram. Bagian bawah yang menyangganya adalah bidang vertikal setinggi 115 meter. Kita dapat menggunakan elevator untuk naik sampai lantai teratas. Di puncak monumen inilah, pengunjung dapat menikmati keindahan kota Jakarta.


Biaya: Rp 4.000- Rp 15.000.

Waktu kunjungan wisata: pukul 07.00-24.00 WIB.

Kota Tua Jakarta

Kota Tua Jakarta (Batavia) berlokasi di wilayah administrasi kota Jakarta Barat dan Utara. Di atas lahan seluas 1,3 kilometer persegi  inilah, pemerintah Belanda membangun benteng, kanal, gedung pemerintahan, serta perkantoran.


Biaya: tiket masuk.

Waktu kunjungan wisata: tergantung arealnya.

Gedung Kesenian Jakarta

Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) merupakan peninggalan Belanda yang dibangun pada 1821. Bergaya neo-renaissance, GKJ yang beralamat di Jalan Gedung Kesenian 1, Jakarta Pusat ini dulu disebut Theater Schouwburg Weltevreden atau Gedung Komedi. Gedung ini tempat para seniman Nusantara mempertunjukkan kreasi seninya, seperti teater, musik, film, serta sastra.


Biaya: tiket masuk.

Waktu kunjungan wisata: tergantung pertunjukan.


Gedung Chandra Naya

Gedung Chandra Naya terletak di Jalan Gajah Mada No. 188, Jakarta Barat. Bangunan khas Tionghoa ini ditopang dengan struktur rangka atap yang disebut Tou-Kung. Candra Naya dibangun Khouw Tian Sek pada Tahun Kelinci, 1807, untuk menyambut kelahiran putranya setahun kemudian. Nama Candra Naya berasal dari lukisan dengan tulisan berkarakter Han yang berarti “pada musim gugur di tahun kelinci”. Pemilik dan penghuni  bangunan ini awalnya adalah seorang Mayor, yaitu Khouw Kim An.


Pada 1946, gedung ini dipakai sebagai klinik yang merupakan cikal-bakal Rumah Sakit Sumber Waras. Chandra Naya juga pernah digunakan Sin Ming Hui sebagai gedung SD, SMP, dan SMA. Pada 1965, Sin Ming Hui berganti nama menjadi “Perkoempoelan Sosial Tjandra Naja”. Sejak 1960-an hingga 1970-an, cagar budaya ini menjadi tempat pesta pernikahan kelas atas di Jakarta.


Biaya: tiket masuk.

Waktu kunjungan wisata: tergantung arealnya.


Kantor Balai Kota DKI Jakarta

Kantor Gubernur DKI Jakarta terletak di Jalan Medan Merdeka Selatan No. 9, Jakarta Pusat, bersebelahan dengan Istana Wakil Presiden. Pada 1905, kantor pemerintahan Batavia (Stadhuis) berada di Museum Jakarta (Fatahillah), Kawasan Kota Tua sekarang. Namun, pada 1919, kantor gubernur dipindahkan ke Balai Kota sekarang. Pada 1982, gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dibangun di belakang kantor Gubernur yang menghadap Jalan Kebon Sirih, sehingga kantor parlemen berdampingan dengan Balai Kota.


Biaya: gratis.

Waktu kunjungan wisata: tergantung arealnya.

Pelabuhan Sunda Kelapa

Berlokasi di jalan Matrim Raya, RT 11/RW 8, Jakarta Utara, Sunda Kelapa adalah pelabuhan yang mulai digunakan sejak abad ke-12. Setelah tiga abad Batavia dikuasai Belanda,  nama lama Kalapa diubah menjadi Sunda Kelapa pada 1970. Pelabuhan Sunda Kelapa difungsikan sebagai pelabuhan kapal-kapal tradisional antarpulau.


Biaya: tiket masuk.

Waktu kunjungan wisata: tergantung arealnya.


Masjid Istiqlal

Istiqlal yang berarti kemerdekaan merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara dengan daya tampung sekitar 120.000 orang. Mesjid Istiqlal yang berarti “kemerdekaan” ini dibangun selama 17 tahun. Kendati digagas Presiden Soekarno, Presiden Soeharto yang meresmikannya pada 22 Februari 1978. 


Terletak di jalan Taman Wijaya Kusuma, Jakarta Pusat, kubah Mesjid Istiqlal berdiameter 45 meter yang ditopang 12 pilar bundar, dengan balkon empat tingkat. Dalam kunjungan singkatnya selama 18 jam di Indonesia pada 2010, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, sempat mengunjungi Masjid Istiqlal yang dipujinya sebagai simbol toleransi beragama yang menginspirasi dunia.

Museum Gereja Katedral Jakarta

Museum Katedral yang diresmikan Mgr Julius Darmaatmadja pada 28 April 1991, diprakarsai pastor kepala gereja waktu itu, Pater Rudolf Kurris. Berawal dari rasa cinta Kurris terhadap benda-benda bersejarah yang menurutnya dapat membangkitkan rasa kagum manusia terhadap masa lampau dan keinginannya menyalurkan pengetahuan dari generasi ke generasi. Museum yang berada di ruang balkon Katedral ini dibuka setiap hari, kecuali Senin.


Biaya: Tiket Masuk

Waktu Kunjungan Wisata: Area


Artikel Terkait

Dinas Kebudayaan

Dinas Kebudayaan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintah bidang kebudayaan pada sub urusan kebudayaan, kesenian tradisional, sejarah, cagar budaya dan permuseuman.

Skip to content

Artikel Terkait: https://silope.kemenpora.go.id/docs/online/https://jdih-dprd.sumedangkab.go.id/system/https://wirausahaberprestasi.kemenpora.go.id/docs/xgacor/slothttps://ti.lab.gunadarma.ac.id/jobe/system/https://e-learning.iainponorogo.ac.id/thai/https://e-learning.iainponorogo.ac.id/course/demo/